Home / Rubrik / Berita

Tangis Haru Rohim Saat Terima Beragam Bantuan dari Rumah Yatim dan Para Donatur

gambar-headline
Jabodetabek Post Views: 72

Tangis Rohim (9), seorang anak yatim piatu di di kampung Cipari Desa Manglid Kecamatan Cibitung Kabupaten Pandeglang pecah saat menerima beragam bantuan dari Rumah Yatim area Jabodetabek.

Kepada tim relawan Rumah Yatim, ia mengaku sangat terkejut karena baru kali ini menerima bantuan dengan jumlah banyak. Semua bantuan tersebut merupakan barang yang dibutuhkan dan diinginkannya.

"Alhamdulillah aku sangat senang nerima ini, bantuannya banyak sekali, semua yang aku inginkan ada disini. Terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur, semoga Allah membalas semuanya," ujar Rohim.

Menurut penuturan Eri Piatna, salah satu relawan Rumah Yatim Jabodetabek, Rohim menerima bantuan biaya hidup seperti uang tunai, sembako, bantal, guling, kasur, seragam sekolah, alat tulis, sepatu, tas, rice cooker, dan makanan ringan.

Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id. Diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup Rohim dan neneknya, serta mendukung pendidikan Rohim.

"Alhamdulillah, bantuan biaya hidup amanah dari para donatur sudah disalurkan kepada Rohim. Dia sangat senang dan terharu sampai menangis ketika menerimanya. Rohim tidak menyangka akan menerima bantuan sebanyak itu yang ternyata semua bantuan yang diberikan merupakan barang yang sedang diinginkan sekali," tuturnya.

Ia bercerita jika Rohim sejak kecil sudah menjadi anak yatim piatu. Ibunya meninggal ketika Rohim masih usia empat bulan. Sementara sang ayah meninggal dunia karena sakit yang diderita saat Rohim baru berusia 1,5 tahun.

Sejak saat itu, Rohim dirawat oleh neneknya Asnati, seorang pencari kencur liar di hutan.

Setiap hari, nek Asnati pergi ke hutan untuk mencari kencur liar. Dalam sehari ia mendapat kencur sebanyak 3 kilogram, dimana perkilonya dijual 6 ribu rupiah.

Penghasilan nek Asnati yang tidak tentu dan terbatas membuatnya tidak bisa memberikan fasilitas yang terbaik untuk cucu kesayangannya. 

"Penghasilan nenek cari kencur tidak tentu, jika lagi musim kemarau beliau bisa dapat kencur tiga kilo perhari, namun jika musim hujan ia tidak mendapat kencur sama sekali karena jalan menuju hutan licin ditambah sulitnya mencari kencur," kata Eri.

Ia melanjutkan, untuk memberi uang jajan, seragam dan perlengkapan sekolah lainnya ia amat kesulitan. Jangankan untuk itu, untuk makan saja hanyan bisa dengan nasi dicampur garam atau sambal.

Rohim ke sekolah menggunakan seragam lusuh pemberian orang lain, ia berangkat sekolah tanpa menggunakan sepatu karena tidak punya. Ia pun menggunakan tas rusak dan alat tulis seadanya.

Ketika berangkat sekolah, Rohim selalu membawa karung ukuran sedang yang digunakan sebagai wadah rongsokan. Ketika pulang sekolah, ia kembali mencari rongsokan. Penghasilan yang didapat Rohim tidak banyak yakni 2 ribu rupiah saja, itupun jika rongsokannya sudah terkumpul banyak.

Rohim sangat ingin sekali punya seragam baru, tas baru, sepatu baru dan alat tulis baru. Ia pun juga ingin makan enak dan bisa terus sekolah, agar bisa menggapai cita-citanya menjadi polisi.

"Rohim sangat layak menerima bantuan ini,ia pun sangat layak didukung pendidikan dan biaya hidup nya. Semoga bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk Rohim dan neneknya. Semoga kedepannya Rumah Yatim bisa terus mendukung Rohim," ujar Eri

 

Diketahui, sejak Desember lalu Rumah Yatim mengadakan aksi penggalangan dana untuk membantu Rohim. Jika dana sudah terkumpul cukup, Rumah Yatim akan langsung memberikannya kepada Rohim. Mudah-mudahan penggalangan dana ini bisa membantu mengubah kondisi perekonomian Rohim dan membuatnya bertambah semangat dalam menuntut ilmu dan menggapai cita-cita.

 

Terima kasih kepada para donatur atas bantuannya kepada Rohim. Semoga kebaikan donatur dibalas oleh Allah dengan sebaik-baiknya balasan. Semoga bantuan ini bisa menjadi ladang pahala, berkah dan kebaikan untuk para donatur.

 

 

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

1 tahun yang lalu