Sholat merupakan ibadah yang sangat baik dan mulia, oleh karena itu sholat dijadikan sebagai tiang agama. Sholat juga ialah ibadah istimewa yang terima perintahnya secara istimewa diterima langsung menghadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Sholat juga merupakan ibadah yang pertama kali dihisab dari seorang umat manusia oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala di akhirat nanti.
Apabila kita mengerjakan sholat dan diterima maka amanlah amalan yang lain juga akan diterima, namun apabila sholatnya tidak benar dan sampai tidak diterima maka merugilah orang tersebut.
Ahli hadits Ibnu Hajar As-Asqalani (773-852 H) meriwayatkan dalam hadits nabi yang mengatakan sepuluh jenis orang yang sholatnya tidak diterima Allah SWT. Hadits tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Syekh Nawawi Banten dalam karyanya, Nasha’ihul Ibad, halaman 70.
Berikut ini ialah petikan pendek hadits nabi yang dikutip dalam Kitab Nasha’ihul Ibad karya Syekh Nawawi Banten perihal sepuluh jenis orang yang shalatnya tidak diterima Allah SWT:
عشرة نفر لن يقبل الله تعالى صلاتهم
Artinya, “Sepuluh orang yang shalatnya tidak diterima Allah SWT.”
Rasulullah SAW menjelaskan satu persatu jenis orang Yang Salatnya tidak diterima oleh Allah SWT.
1. Orang yang sholat sendiri tanpa membaca bacaan.
Sholat makmum tanpa membaca surat al-fatihah sedikitpun tetap sah pernyataan itu disepakati oleh Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hanbal.
2. Orang yang tidak membayar zakat.
Siapapun orang yang tidak mengeluarkan harta yang wajib dizakati kepada pihak yang berhak menerimanya.
3. Imam yang dibenci makmumnya.
Ada Syekh Nawawi Banten yang memperkuat hal ini dengan mengutip hadits nabi lainnya, “Tiga orang yang (amal) sholat mereka tidak akan melewati telinga mereka, yaitu budak yang minggat sampai kembali kepada majikannya, seorang istri yang bermalam dalam keadaan suami murka, dan seseorang yang mengimami suatu jamaah. Sementara mereka tidak menyukainya.”
4. Budak yang melarikan diri dari majikan.
Budak baik laki-laki ataupun perempuan yang kabur dari majikannya.
5. Istri yang bermalam sedangkan suaminya memurka.
6. Sholat tapi seorang peminum khamar yang terus menerus.
Syekh Nawawi Banten mengutip sabda Rasulullah SAW, “Jauhilah khamar karena khamar adalah induk perbuatan keji.”
7. Perempuan merdeka yang sholat tanpa khimar.
Khimar ialah pakaian yang menutup kepala.
8. Pemakan riba.
Syekh Nawawi Banten mengutip penjelasan ulama mengenai karakteristik pemakan riba. Menurut para ulama, pemakan riba mempunyai karakter yang sama dengan sekelompok Yahudi yang melanggar larangan Allah perihal perburuan dan penangkapan ikan pada hari Sabtu. Kedua kelompok ini sama-sama berbuat hilah atau tipu daya, ialah sejenis memanipulasi atau merekayasa hukum.
9. Pemerintah yang dzalim.
Syekh Nawawi Banten mengutip hadits riwayat dari Abu Dzar RA di mana Rasulullah SAW bersabda, “Pemerintah kelak di hari kiamat dihadirkan. Ia akan dilemparkan ke jembatan jahannam. Jembatan itu kemudian terguncang sehingga tidak ada persendian kecuali bergeser dari tempatnya. Jika person-person yang dulu menjabat sebagai pemerintah itu adalah muslim yang taat dalam bentuk kebijakan-kebijakan yang adil, niscaya ia dapat berjalan di atasnya. Tetapi jika ia mendurhakai Allah dengan kebijakan-kebijakan yang zalim, niscaya jembatan itu terkoyak hancur yang menyebabkannya jatuh ke jurang jahannam.”
10. Orang yang sholatnya tidak mencegah dirinya dari perbuatan keji dan mungkar.
Hal seperti itu hanya membuat orang yang melakukanya menjadi jauh dari Allah SWT.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh