Oleh : Boy Hardi Harjadinata
Imam Bukhori, yang bernama asli Muhammad bin Ismail, lahir pada hari Jumat, 13 Syawal tahun 194 Hijriyah di kota Bukhara, Uzbekistan. Ayahnya, Ismail, adalah seorang ulama hadits dan juga seorang pebisnis yang sangat berhati-hati dalam menjaga hartanya agar tidak tercampur dengan yang syubhat, apalagi haram. Sayangnya, Ismail meninggal dunia ketika Imam Bukhori masih kecil.
Setelah kematian ayahnya, Imam Bukhori dibesarkan oleh ibunya yang sangat berdedikasi. Meski menjadi anak yatim, Imam Bukhori tumbuh menjadi anak shalih yang cinta ilmu. Pada masa kecilnya, Imam Bukhori sempat mengalami kebutaan. Namun, berkat doa ibunya yang taat beribadah, penglihatannya pulih.
Kejeniusan Imam Bukhori mulai terlihat sejak usia dini. Dia telah hafal Al-Qur'an pada usia 10 tahun dan mulai hafal banyak hadits tanpa mencatat. Semangatnya dalam menuntut ilmu sungguh luar biasa.
Kehidupan masa kecil Imam Bukhori penuh dengan tantangan, namun juga penuh dengan dedikasi dan cinta terhadap ilmu. Pengalaman-pengalaman ini membentuknya menjadi salah satu ulama hadits terkemuka dalam sejarah Islam.
Wara'a Al Nahr, juga dikenal sebagai Transoxiana, yang juga dikenal sebagai "Tanah di seberang Sungai Oxus", adalah nama Latin untuk sebuah wilayah dan peradaban yang terletak di Asia Tengah bagian bawah, yang mencakup wilayah Uzbekistan timur modern, Tajikistan barat, sebagian dari Kazakhstan selatan, sebagian dari Turkmenistan dan Kyrgyzstan selatan. Secara geografis, ini adalah wilayah antara sungai Amu Darya di selatan dan Syr Darya di utara.
Wilayah ini dikenal dalam bahasa Persia sebagai Farā-rūd yang berarti di “seberang sungai Amu”, dan daerah ini telah dikenal oleh orang Iran kuno sebagai Turan. Istilah Arab untuk wilayah ini adalah Mā Warāʾ an-Nahr yang berarti "apa yang ada di seberang sungai”.
Transoxiana adalah salah satu provinsi dari Kekaisaran Achaemenid Persia dengan nama Sogdia. Wilayah ini menjadi pusat peradaban Muslim selama Abad Pertengahan Eropa, dan kota-kotanya misalnya, Bukhara dan Samarkand dikenal di seluruh dunia. Wilayah ini berada di bawah penjajahan Rusia pada abad ke-19.
Transoxiana juga memiliki peran penting dalam sejarah dan perkembangan Islam. Daerah ini tidak hanya menjadi tempat kelahiran Imam Bukhori, tetapi juga menjadi tempat bagi banyak ulama hadits lainnya.
Salah satu kota penting di daerah ini adalah Bukhara, kampung halaman Imam Bukhori. Imam Bukhori adalah salah satu ulama hadits terkemuka dalam sejarah Islam. Nama "Bukhori" diambil dari daerah kelahirannya, Bukhara.
Bukhara adalah kota yang kaya dengan pengetahuan dan budaya. Kota ini dikenal sebagai "lautan ilmu" dan telah menghasilkan banyak cendekiawan dan sarjana Muslim. Salah satu tokoh paling terkenal dari Bukhara adalah Imam Bukhori, penulis kitab hadits Sahih Bukhari.
Imam Bukhori lahir dan dibesarkan di Bukhara, dan dia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menekuni studi hadits. Karya-karyanya telah banyak menginspirasi sarjana dan cendekiawan Muslim di seluruh dunia.
Dengan mengenal Wara'a Al Nahr dan Bukhara, kita dapat lebih memahami latar belakang dan pengaruh Imam Bukhori, serta kontribusinya yang besar terhadap ilmu hadits dan Islam secara umum.
Author
Rizqi Astera Ayuningtyas