Autisme dan psikosis merupakan dua masalah mental yang tidak jarang dijadikan subjek penelitian insentif dalam bidang kesehatan mental. Walaupun autisme dan psikosis berbeda dalam banyak aspek, terdapat beberapa overlap dalam gejala dan kondisi yang mungkin muncul pertanyaan mengenai kemungkinan hubungan antara kedua gangguan mental tersebut.
Autisme yaitu gangguan perkembangan pada seseorang atau individu yang mempengaruhi cara berinteraksi dengan dunia sekitarnya.
Dilansir dari WebMD, autisme merupakan gangguan spektrum, yang berarti mempengaruhi orang dengan cara dengan tingkatan yang berbeda-beda. Hal tersebut bisa terlihat pada umur dua atau tiga tahun. Terdapat beberapa ciri khas autisme diantaranya ialah kesusahan dalam berkomunikasi, ketertarikan yang kuat terhadap hal-hal tertentu, keterbatasan dalam bermain sosial serta perilaku berulang yang khas.
Psikosis yaitu keadaan mental yang mempengaruhi persepsi, pemikiran, emosi, dan keterhubungan terhadap realitas.
Dilansir dari Cleveland Clinic, psikosis merupakan istilah untuk kumpulan gejala yang terjadi pada saat suatu individu kesusahan dalam membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak nyata. Gejala psikosis meliputi delusi, halusinasi, perubahan emosi yang signifikan dan pikiran yang terputus-putus.
Kemungkinan relasi antara autisme dan psikosis, berdasarkan publikasi Recognizing Psychosis in Autism Spectrum Disorder yang terbit di National Center for Biotechnology Information, apabila menurut historis skizofrenia dan autisme dinilai mempunyai hubungan yang erat. Walaupun melalui studi epidemiologi, kedua syndrom tersebut sudah dipertimbangkan kembali sebagai dua entitas yang berbeda, masing-masing mempunyai karakteristik, permulaan yang khas dan perjalanan klinis.
Dilansir dari Autism Parenting Magazine, para peneliti secara kontroversial menyebutkan bahwa autisme dianggap sebagai mulanya dari psikosis. Akan tetapi hal itu tidak disetujui oleh banyak pendukung autis serta bertentangan dengan beberapa makalah penelitian lainnya.
Kemudian dikutip dari publikasi Autism Spectrum Disorder and Clinical High Risk for Psychosis: A Systematic Review and Meta-analysis, menyatakan bahwa tidak diragukan lagi terdapat beberapa kesamaan antara gangguan kejiwaan dan ASD (Autism Spectrum Disorder), serta beberapa perbedaan, terutama mengenai struktur otak.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh