Pada zaman dahulu terkenal seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bernama Abdurrahman bin Auf yang memiliki kekayaan harta dan juga terkenal memiliki sifat dermawan.
Selain beliau mempunyai harta yang banyak dan sering melakukan sedekah Abdurrahman bin Auf juga termasuk ke dalam 10 sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang sudah dijanjikan masuk Surga.
Abdurrahman bin Auf membagikan hartanya untuk keperluan orang banyak seperti kebutuhan peperangan sampai membantu orang susah. Pernah di suatu waktu Abdurrahman bin Auf menjual tanah seharga 40.000 Dinar bukan untuk memperkaya diri sendiri melainkan untuk bersedekah. Terlihat jelas kebaikan hati sahabat dari Rasulullah SAW ini bisa menginspirasi kita semua.
Sesudah tanah itu terjual sahabat Rasulullah SAW ini membagikan hasil penjualannya untuk fakir miskin Bani Zuhrah dan untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.
Sungguh kisah kedermawanan Abdurrahman bin Auf sangat terasa oleh orang-orang terdekatnya. Pada masa itu Abdurrahman bin Auf juga merupakan pejuang yang berpartisipasi dalam Perang Uhud dan Perang Badar.
Kurang lebih, Abdurrahman bin Auf sudah bersedekah sebesar 2000 Dinar atau sekitar Rp 2,4 miliar ketika Nabi Muhammad SAW menyeru kepada umat Islam untuk berinfaq di jalan Allah.
Kita bisa menyebut sekaligus mengenang sosok Abdurrahman bin Auf ini sebagai seorang sahabat Rasulullah SAW yang murah hati yang sifatnya patut dijadikan pegangan atau ditiru oleh seluruh umat manusia.
Sifat baik dari Abdurrahman bin Auf juga tertera dalam sebuah kisah berikut, Naufal bin al-Hudzali berkata, “Dahulu `Abdurrahmân bin Auf Radhiyallahu anhu teman bergaul kami. Beliau adalah sebaik-baik teman. Suatu hari dia pulang ke rumahnya dan mandi. Setelah itu dia keluar, ia datang kepada kami dengan membawa wadah makanan berisi roti dan daging, dan kemudian dia menangis.”
Lalu mereka bertanya, “Wahai Abu Muhammad (panggilan `Abdurrahmân), apa yang menyebabkan kamu menangis?”
Abdurrahman bin Auf menjawab, “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia dalam keadaan beliau dan keluarganya belum kenyang dengan roti syair. Aku tidak melihat kebaikan kita diakhirkan.”
Suatu ketika Rasullullah berpidato menyemangati kaum muslimin untuk berinfaq di jalan Allah. Mendengar hal itu Abdurrahman bin Auf menyumbang separuh hartanya yang berjumlah 2000 Dinar (sekitar Rp 2,4 miliar) walaupun ketika itu beliau belum memiliki kekayaan yang besar.
Oleh karena itu atas sedekah ini beliau didoakan khusus oleh Rasulullah. Doanya berbunyi “Semoga Allah melimpahkan berkahNya kepadamu, terhadap harta yang kamu berikan. Dan Semoga Allah memberkati juga harta yang kamu tinggalkan untuk keluarga kamu.”
Kemudian doa ini benar-benar terbukti dengan kesuksesan demi kesuksesan Abdurrahman bin Auf berikutnya. Saat akan wafat, Abdurrahman menangis. Tangisannya bukan karena takut menghadapi maut dan kematian, melainkan karena ia wafat dalam keadaan kaya harta.
“Sesungguhnya, Mush’ab bin Umair lebih baik dariku. Ia meninggal di masa Rasulullah dan ia tidak memiliki apa pun untuk dikafani.” kata Abdurrahman.
“Hamzah bin Abdul Muthalib juga lebih baik dariku. Kami tidak mendapatkan kafan untuknya. Sesungguhnya, aku takut bila aku menjadi seseorang yang dipercepat kebaikannya di kehidupan dunia. Aku takut ditahan dari sahabat-sahabatku karena banyak hartaku,”
Sesungguhnya bersedekah ialah kegiatan terpuji yang patut ditiru dan dilakukan untuk manusia dan bermanfaat juga untuk manusia lainnya.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh