Di era digital saat ini tentunya membahas kehidupan lingkungan sekitar, atau orang-orang di sekitar kita sudah menjadi lumrah , namun sejatinya kita sebagai seorang muslim perlu menjaga lisan kita dari hal-hal yang tidak baik seperti halnya Ghibah dan Namimah karena kedua hal tersebut merupakan hal-hal yang merusak silaturahmi dan bukan merupakan ahlak terpuji yang tidak di sukai Allah.
Seperti kita ketahui menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ghibah sendiri adalah sebuah upaya untuk menjelek-jelekan, atau membicarakan aib orang lain atau bergunjing. Ghibah merupakan perbuatan membicarakan keburukan atau aib orang lain. Meskipun yang dibicarakan sesuai dengan kenyataan, tetapi ghibah tetaplah suatu perbuatan yang zalim.
Allah SWT menggambarkan perilaku orang yang suka ghibah atau menggunjing dan membicarakan orang lain dalam Surat Hujurat Ayat 12:
"Wahai orang-orang beriman jauhilah banyaknya prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan menggunjing sebagian terhadap sebagian, apakah engkau senang jika makan daging bangkai saudaranya? Maka kalian membencinya, dan takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dan Maha penyayang."
Mengapa Ghibah sangat ber bahaya karena ghibah tidak hanya menyakiti orang yang menjadi korbannya, tapi juga bisa memengaruhi kesehatan mental dan fisik orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Khususnya jika Anda memiliki perasaan kuat terhadap orang yang menjadi topik ghibah. Baik Anda mengenalnya atau tidak, merasa simpati atau bahkan antipati pada orang yang diperghibahkan.
Secara Kesehatan mental Ghibah pun berbahaya karena dapat merusak mood, menyebabkan insekuritas, kelekahan yang berlebihan bahkan depresi, dalam jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya masalah fisik dan mental, seperti depresi klinis, gangguan stres pascatrauma, serangan panik, perasaan bersalah, hingga bunuh diri.
Jika ada Ghibah tentunya pasti disertai dengan Namimah atau adu domba secara istilah namimah adalah perbuatan yang dapat mengadu domba dua orang atau kelompok sehingga menimbulkan permusuhan dan saling membenci. Rofa'ah dalam buku Akhlak Keagamaan menjelaskan, perilaku ini biasa muncul akibat perasaan iri hati dan dengki terhadap keberuntungan yang dimiliki orang lain.
Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi mengatakan dalam Al-Fiqh 'Ala Al-Madzahib Al-Arba'ah yang diterjemahkan oleh Saefuddin Zuhri dan Rasyid Satari, namimah termasuk dosa besar yang mengandung dosa-dosa yang sangat banyak. Perilaku tercela ini akan menyeret pelakunya ke dalam neraka dan mengharamkannya dari kenikmatan surga.
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang." (Qs. Al-Hujurat : 12)
Nah para donatur yang dermawan , sebagai salah satu ikhtiar kita menjadi umat yang di cintai Allah Adalah dengan menghindari ghibah dan namimmah, karena kekayaan sejati adalah rasa tenang dan syukur.
Author
Rizqi Astera Ayuningtyas