Hati adalah bagian tubuh yang mempunyai peran penting dalam perilaku seorang manusia. Baik tidaknya seseorang tergantung dari baik tidaknya segumpal daging yang bernama hati didalam diri manusia.
Sebagaimana sabda Rasul: “Ingatlah sesungguhnya di dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka seluruh tubuh juga baik. Jika segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh juga rusak. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati”. (HR Muslim, no. 1599).
Sebagai manusia, kita tentu akan memelihara hati dengan baik agar hati tidak rusak dan tidak melenceng dari yang telah diatur Allah swt.
Untuk menghindari rusaknya hati dan menjadi penyakit hati, kita harus mengetahui penyebabnya.
Berikut penyebab munculnya penyakit hati :
1. Kurangnya keimanan
Hal pertama yang menyebabkan seseorang mengalami penyakit hati adalah karena kurangnya keimanan dalam hati. Hati yang tidak memiliki keimanan lama kelamaan akan menjadi penyebab matinya hati. Lakukan cara meningkatkan iman dan taqwa agar terjauh dari berbagai penyakit hati.
2. Selalu mengeluh
Allah berfirman: “Sesunguhnya mansia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir.” (Q. S. Al ma’arij :19-21)
Hukum mengeluh dalam Islam adalah dilarang. Manusia yang suka mengeluh akan menyebabkan terkena penyakit hati, seperti malas, juga iri dengki dalam Islam.
3. Kurang bersyukur
Rasa kurang bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT akan menyebabkan penyakit hati. Dengan mengikuti cara bersyukur menurut Islam, hati akan terhindar dari berbagai penyakit hati.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُلُوا۟ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقْنَٰكُمْ وَٱشْكُرُوا۟ لِلَّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (Q. S. Al Baqarah: 172)
4. Selalu berbuat maksiat
Perbuatan maksiat akan membuat hati menjadi keras sehingga sulit untuk menerima nasehat baik. Orang yang suka berbuat maksiat akan menjadi egois, berhati kotor, dan gampang emosi. Padahal Allah telah berfirman:
وَمَآ أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Q. S. Yusuf: 53)
5. Berbuat syirik
Syirik dalam Islam merupakan salah satu dosa besar dalam Islam. Syirik menyebabkan pelakunya akan memiliki aqidah yang cacat selama ia melakukan syirik. Allah berfirman :
أَمْ تَحْسَبُ أَنَّ أَكْثَرَهُمْ يَسْمَعُونَ أَوْ يَعْقِلُونَ ۚ إِنْ هُمْ إِلَّا كَٱلْأَنْعَٰمِ ۖ بَلْ هُمْ أَضَلُّ سَبِيلًا
Artinya: “atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (Q. S. Al Furqan : 44)
6. Lalai berdzikir
Salah satu keutamaan dzikir adalah mampu menjauhkan hati dari berbagai penyakit hati. Bagi mereka yang lalai berdzikir, maka hatinya pun akan dipenuhi dengan penyakit hati, seperti sombong dalam Islam dan pamer dalam Islam.
وَٱقْتَرَبَ ٱلْوَعْدُ ٱلْحَقُّ فَإِذَا هِىَ شَٰخِصَةٌ أَبْصَٰرُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَٰوَيْلَنَا قَدْ كُنَّا فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هَٰذَا بَلْ كُنَّا ظَٰلِمِينَ
Artinya: “Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata): “Aduhai, celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim”.(Q. S. Al Anbiya: 97)
7. Terlalu mengejar dunia
Seseorang yang selalu mengejar dunia dan mengabaikan bahkan berpaling dari Islam akan terkena berbagai penyakit hati. Allah berfirman: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia, ‘Ya Robbku, mengapa Engkau menghimpunkan akud alam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?’ Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.” (QS. Toha: 124-126)
8. Bangga dengan amal
Merasa amal jariyah yang dilakukan sudah banyak sehingga menyebabkan timbulnya penyakit sifat sombong dalam Islam. Ia merasa aman padahal tidak sama sekali.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radliyallah ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh amal seseorang tidak akan memasukkannya ke dalam surga.” Mereka bertanya, “tidak pula engkau ya Rasulallah?” Beliau menjawab, “Tidak pula saya. Hanya saja Allah meliputiku dengan karunia dan rahmat-Nya. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah).” (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik al-Bukhari)
Allah berfirman: “Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” [Q. S. Al Mu’min: 76]
9. Meninggalkan sholat
Kewajiban seorang Muslim adalah mengerjakan sholat fardhu dan puasa Ramadhan. Seseorang yang sering meninggalkan sholat wajib dan puasa akan menjadi resah dan gelisah dalam menjalani hidup karena sholat dan puasa adalah salah satu cara mendapat jiwa tenang.
مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut : 45)
10. Tidak bersedekah
Keutamaan sedekah menurut Islam dan hikmah sedekah dalam Islam adalah menjaga Harta dan hati tetap bersih. Sedekah dalam Islam sangat dianjurkan karena orang yang tidak bersedekah akan memiliki sifat pelit dan kikir. Rasulullah bersabda: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Ali Imran 180)
Setelah mengetahui penyebab munculnya penyakit hati, kita harus mengetahui jenis-jenis penyakit hati dan cara menghindarinya. Sebab, jika penyakit hati tidak dihindari dan terus-menerus dilakukan, maka pahala kebaikan yang dimiliki oleh seorang hamba muslim berkurang.
Berikut jenis-jenis penyakit hati dan cara menghindarinya :
1. Takabbur
Takabbur itu sombong. Dalam islam, sombong itu menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Menganggap diri paling benar, yang lain salah. Paling pintar, paling tahu. Yang mengerikan adalah, betapa berat perkara sombong ini, hingga seseorang tidak dapat masuk surga selama ada kesombongan dalam hatinya neski sebesar biji sawi.
Tips menghindarinya : Buang jauh-jauh anggapan kalau kita yang paling baik, paling benar, paling tahu. Karena bisa saja memang bukan demikian adanya.
2. Riya,’
Riya’ itu, melakukan suatu perbuatan agar dipuji manusia, bukan karena Allah SWT.
Tips menghindarinya : Meluruskan niat dalam melakukan segala sesuatu karena Allah SWT. Selain itu, berbuat sewajarnya dan tidak membicarakan perbuatan yang telah dilakukan.
3. Ujub
Ujub ialah mengagumi diri sendiri, merasa ‘lebih’ dari yang lain. Mungkin orang jamak berpikir ini sama dengan sombong. Beda ujub dari takabbur atau sombong adalah, pada ujub tidak didapatkan penolakan terhadap kebenaran.
Tips menghindarinya: selalu ingat kepada Allah Ta’ala bahwa apa saja yang diberikan Allah Ta’ala padanya hari ini; ilmu, harta, kekuatan, kemuliaan dan kehormatan itu bisa jadi diambil Allah Ta’ala besok pagi jika Dia menghendakinya.
4. Sum’ah
Sum’ah berasal dari kata sama’a yang artinya memperdengarkan. Jadi maksudnya, memperdengarkan orang lain mengenai amal baik kita. Trus apa ya bedanya dengan riya’? Nah ini yang baru saya tahu, kalau sum’ah, amal ibadahnya benar diniatkan karena Allah, tapi dibicarakan pada manusia.
Rasulullah SAW memperingatkan dalam haditsnya, “Siapa yang berlaku sum’ah maka akan diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah dan siapa yang berlaku riya maka akan dibalas dengan riya.” (HR. Bukhari)
Diperlakukan dengan sum’ah oleh Allah maksudnya adalah, diumumkan aib-aibnya di akhirat. Sedangkan dibalas dengan riya, artinya diperlihatkan pahala amalnya, namun tidak diberi pahala kepadanya.
5. Hasad
Hasad ialah merasa iri terhadap nikmat yang dimiliki orang lain, diiringi harapan agar nikmat itu hilang atau berpindah kepadanya. Hasad hukumnya haram, baik dalam hal duniawi atau hal agama. Apalagi kalau hasad itu disertai tindakan, perbuatan, atau ucapan, langsung atau tidak langsung.
Tips menghindarinya: berbaik sangka kepada Allah SWT (Husnuzhzhan billah), yakin dengan ketentuan Allah SWT (Qodarullah), berlapang dada (ash-shafu) dengan pemberian Allah SWT, dan memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari penyakit hasad
6. Taqtir
Taqtir artinya kikir, tidak mau mengeluarkan harta meskipun perkara wajib.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali ‘Imran: 180)
Tips menghindarinya: menyadari bahwa harta kekayaan adalah titipan Allah Swt, membiasakan diri berbagi rezeki dengan orang lain (bersedekah) karena dalam rezeki kita ada hak orang lain, dan sadar bahwa kekayaan itu tidak kekal.
7. Panjang angan-angan
Bahaya dari panjang angan-angan ialah, seseorang akan terlalu fokus terhadap sesuatu yang diangankan hingga melalaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan, seakan-akan ia memiliki banyak waktu, tidak segera mempersiapkan bekal untuk hari akhir.
“Orang berakal adalah yang tidak panjang angan-angannya. Karena, siapa saja yang kuat angan-angannya, maka amalnya lemah. Siapa saja yang dijemput ajalnya, maka angan-angannya pun tidak ada gunanya. Orang berakal tidak akan meninggal tanpa bekal; berdebat tanpa hujah dan berbenturan tanpa kekuatan. Dengan akal, jiwa akan hidup; hati akan terang; urusan akan berjalan dan dunia akan berjalan.” (Ibn Hayyan al-Basti, Raudhatu al-‘Uqala’ wa Nuzhatu al-Fudhala’)
Tips menghindarinya: menyadari kematian akan datang kapan saja ia datang menghampiri dan mencegah diri untuk tidak berlebihan mencintai dunia. Rasulullah Saw pun bersabda, “Cintailah sesuatu yang kamu cintai, tetapi kamu harus ingat bahwa kamu pasti akan berpisah dengannya,”.
Semoga kita semua bisa menghindari dan terhindar dari penyakit hati..
Author
Sinta Guslia