Home / Rubrik / Berita

Alasan Mengapa Wanita Mengalami Fluktuasi Emosi Saat Haid

gambar-headline
Bandung Post Views: 29

Ketika haid, sebagian besar wanita tidak hanya merasakan gejala fisik, seperti kram pada perut, tetapi juga gejala emosional seperti merasa bad mood, sedih yang mendalam hingga menangis, marah yang meluap-luap, kecemasan dan ketakutan berlebihan, mudah depresi, dan nantinya emosi mereka akan kembali stabil. Semua perubahan emosi itu dapat terjadi bahkan hanya dalam satu hari! 

 

Gejala ini disebut dengan Fluktuasi emosi yang merupakan dampak dari premenstrual syndrome (PMS). Umumnya, PMS akan terjadi sekitar 1 hingga 2 minggu sebelum haid.

Biasanya, Fluktuasi emosi akan berkurang atau berhenti pada hari kedua haid. Meski begitu, bisa saja wanita akan menjadi sangat sensitif atau sering bad mood karena munculnya gejala fisik yang jelas membuat tidak nyaman.

 

Mengapa sebagian besar wanita mengalami Fluktuasi Emosi Saat Haid? Berikut penjelasannya 

 

1. Perubahan hormon

Perubahan emosi yang terjadi menjelang menstruasi berkaitan dengan fluktuasi hormon yang terjadi dalam siklus menstruasi.

Salah satu hormon yang berperan dalam PMS adalah progesteron, yang tingkatnya meningkat setelah ovulasi. Kenaikan progesteron dapat memengaruhi suasana hati

 

2. Pengaruh estrogen

Fluktuasi Emosi pada saat haid disebabkan oleh naik turunnya kadar hormon estrogen dalam tubuh. Kadar hormon estrogen ini paling tinggi saat terjadi pelepasan sel telur atau ovulasi.

Jika tidak terjadi pembuahan pada masa ovulasi, wanita akan masuk ke masa pramenstruasi. Pada masa inilah kadar estrogen wanita akan menurun drastis sebelum akhirnya meningkat lagi.

 

Estrogen memiliki banyak sekali efek pada tubuh. Berkaitan dengan suasana hati, hormon ini dapat memengaruhi produksi dan efek endorfin, yaitu unsur di otak yang mendatangkan rasa nyaman dan kesenangan. Estrogen juga akan meningkatkan kadar serotonin yang berperan dalam hal nafsu makan, mood, dan pola tidur.

Efek hormon estrogen pada tiap wanita bisa berbeda. Sebagian wanita bisa lebih sensitif terhadap perubahan kadar estrogen di masa datang bulan daripada wanita lainnya. Kelompok wanita inilah yang paling rentan mengalami mood buruk saat datang bulan.

Selain saat haid, berada dalam kondisi stres, cemas, depresi, atau sedang diet adalah beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi naik turunnya hormon estrogen.

 

3. Sensitivitas terhadap perubahan hormon

Tidak semua wanita mengalami PMS dengan intensitas yang sama.

Sensitivitas individu terhadap perubahan hormon bisa berbeda-beda. Beberapa wanita mungkin lebih rentan terhadap fluktuasi hormon daripada yang lain.

 

4. Faktor genetik

Faktor genetik juga dapat memengaruhi sejauh mana seorang wanita mengalami gejala PMS. Jika ada riwayat keluarga dengan PMS atau PMDD, ada kemungkinan lebih besar bahwa seseorang akan mengalami masalah serupa.

 

5. Stres dan kualitas tidur

Stres dan kurangnya tidur dapat memperburuk gejala PMS. Kondisi ini dapat membuat wanita lebih rentan terhadap perubahan suasana hati dan emosi yang terjadi menjelang menstruasi.

 

6. Polusi lingkungan dan diet

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa paparan terhadap polusi lingkungan dan diet yang tidak seimbang, khususnya konsumsi gula berlebihan dan makanan olahan, dapat memengaruhi gejala PMS.

 

Menjaga Mood saat Haid 

Kamu mungkin termasuk dalam kelompok wanita yang sering mengalami fluktuasi emosi saat haid. Akan tetapi, bukan berarti hal tersebut tidak mampu dikendalikan. Kamu bisa mencoba beberapa cara berikut agar mood tetap terjaga, meski sedang haid:

 

1. Rutin berolahraga, terlebih ketika sedang berada pada fase pramenstruasi

2. Perbanyak asupan cairan tubuh

3. Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol

4. Hindari mengonsumsi makanan maupun minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, cokelat, minuman bersoda, dan teh

5. Sediakan camilan sehat di antara jadwal makan utama.

6. Mengonsumsi susu rendah lemak guna mencukupi kebutuhan vitamin D dan kalsium.

 

Tidak hanya itu, sebelum maupun ketika haid, hindari berdebat atau melakukan hal yang bisa memicu suasana hati menjadi buruk, terlebih stres, atau kecemasan yang berlebihan. Isi waktu luang dengan melakukan aktivitas yang kamu sukai agar suasana hati tetap stabil.


Author

img-author

Sinta Guslia

2 minggu yang lalu