Dalam kalender masehi, Idul Adha tahun 2024 jatuh pada tanggal 17 Juni. Meskipun dirayakan setiap tahunnya, faktanya masih banyak umat muslim yang belum mengetahui sejarah awal mula Qurban.
Idul Adha atau juga biasa disebut Idul Qurban merupakan hari raya umat Islam yang dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah. Pada Hari Raya Idul Adha ini umat muslim disunnahkan untuk menyembelih hewan qurban seperti kambing, domba, sapi dan unta bagi yang mampu.
Sebelum masuk ke sejarah qurban, Ibadah qurban bisa dimaknai dengan sebuah bentuk kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, selain itu qurban juga dimaknai dengan pengorbanan serta kesediaan berkorban
Perintah untuk berqurban ini telah digariskan oleh Allah SWT dalam Alquran:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berqurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : 1-2).
Asal mula qurban berawal dari lahirnya nabi Ismail A.S. Pada saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim A.S tidak memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Ash-Shafaat (37) : 100).
Kemudian Allah menganugerahkan kepada Nabi Ibrahim anak, yakni Nabi Ismail yang dilahirkan oleh Hajar. Menurut para ahli sejarah, Nabi Ismail lahir ketika Nabi Ibrahim berusia 86 tahun.
Singkat cerita, sewaktu Nabi Ismail mencapai usia remajanya, secara mengejutkan Nabi Ibrahim bermimpi bahwa ia harus menyembelih Ismail puteranya.
Mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara turunnya wahyu Allah, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh Nabi Ibrahim. Kemudian Nabi Ibrahim pun akhirnya menyampaikan mimpinya tersebut kepada Nabi Ismail untuk melaksanakan perintah Allah yakni menyembelih Nabi Ismail.
Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai Bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. Ash-Shafaat (37) ayat 102)
Atas ketaatan Nabi Ismail kepada Allah, Nabi Ismail pun meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Dan Nabi Ismail berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu. Kemuliaan sifat Nabi Ismail pun membuat Allah memujinya di dalam Al-Qur’an:
“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi.” (QS. Maryam (19) ayat 54)
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan. Nabi Ismail pun siap menaati instruksi ayahnya. Saat Nabi Ibrahim hendak mengayunkan parang, Allah lalu menggantikan tubuh Nabi Ismail dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga, yang berwarna putih, bermata bagus lagi bertanduk.
“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS Ash-Shafaat (37) ayat 104-107).
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah pergorbanan Nabi Ismail itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Keduanya lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan pergorbanan putranya untuk melaksanakan perintah Allah. Sedangkan Nabi Ismail tidak sedikit pun ragu dalam menjalankan perintah Allah dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan oleh orang tuanya.
Dari sinilah asal mula sunah berqurban yang dilakukan oleh umat Islam di seluruh pelosok dunia. Hari Raya Idul Adha pun dirayakan pada setiap 10 Dzulhijjah pada setiap tahunnya.
Selain tercantum di QS Al-Kautsar (108) ayat 1-2, perintah qurban tercantum di QS Al Hajj ayat 36, yang artinya:
"Unta-unta itu Kami jadikan untukmu sebagai bagian dari syiar agama Allah."
Adapun hadits yang menjelaskan ibadah qurban salah satunya dalam riwayat yang berasal dari Aisyah RA. Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak ada satu amal pun yang dilakukan anak cucu Adam pada hari raya kurban yang lebih dicintai Allah SWT dibandingkan amalan menumpahkan darah (hewan). Sesungguhnya ia (hewan-hewan yang dikurbankan itu) pada hari kiamat kelak akan datang dengan diiringi tanduk, kuku, dan bulu-bulunya. Sesungguhnya darah yang ditumpahkan (dari hewan itu) telah diletakkan Allah SWT di tempat khusus sebelum ia jatuh ke permukaan tanah. Oleh karena itu, doronglah diri kalian untuk suka berkurban." (HR al Hakim, Ibnu Majah, dan at Tirmidzi yang mengatakan kualitas hadits ini hasan gharib).
#pejuang kebaikan, selain sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, qurban juga bermakna sebagai bentuk kepedulian sosial kepada sesama. Karena disetiap momen qurban akan ada kegiatan bagi-bagi daging qurban untuk masyarakat prasejahtera.
Mari Sambut bulan Dzulhijjah dengan berbagi qurban di Rumah Yatim, silahkan klik tombol donasi.
Author
Sinta Guslia