Setiap orang tua pasti memiliki pola asuhnya sendiri untuk mendidik buah hati. Hal itu juga terjadi pada Shahnaz Haque yang mendidik anak-anaknya agar tetap dekat dengan Al Qur'an.
Dikutip dari kanal YouTube Helmy Yahya Bicara pada Rabu (30/10) lalu, Shahnaz mengatakan jika dirinya sangat mengedepankan pendidikan akidah akhlak dan atitude serta manner pada anaknya. Dalam hal mendidik anak, Shahnaz bekerjasama dengan suaminya dalam mengajarkan ketiga anaknya mengenai akidah, akhlak, attitude, maner dan akademik.
"Aku bilang kepada anak-anak kalo dalam hidup ini yang menyelamatkan kita bukan kepintaran tapi bagaimana kita bisa membawa diri. Gapapa tidak pintar di sekolah asalkan tidak menyakiti teman, kepintaran bisa didapat kalo rajin belajar, kalo manner, attitude dan akhlak harus dilatih dan dibiasakan," ungkapnya.
Salah satu cara Shahnaz mendidik akhlak ketiga anaknya ialah dengan membiasakan anak-anaknya selalu membaca Al-Qur’an.
"Saya bilang ke mereka jangan lepas dari kitab suci, ngga usah keliatan sama orang ga usah, tapi tunjukkan aja di kelakuan. Itu penerjemahan yang sangat baik, penerjemahan yang baik ketika kamu melihat ada teman yang kesusahan ya kamu tolong. Ketika tau ada yang ga bener kamu berani mengatakan tidak, nah disitu suplemen yang musti masuk dan ga boleh dihilangkan," paparnya.
Shahnaz melanjutkan, dalam parenting, orang tua penting untuk selalu hadir dan memberikan perhatian penuh kepada anak. Baginya, setiap momen adalah kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang yang akan membentuk karakter anak di masa depan. Shahnaz menekankan bahwa dengan mendidik anak-anaknya melalui cinta dan ketulusan, ia berharap mereka akan tumbuh menjadi individu yang kuat dan penuh empati.
Selain itu, Shahnaz mengatakan jika salah satu hal terpenting dalam mendidik anak adalah menunjukkan rasa cinta yang luar biasa tanpa syarat. Hal itu ia ungkapkan kala menjadi bintang tamu di podcast Helmy Yahya.
"Kita mesti tetap mencintai anak-anak kita tuh dengan luar biasa," katanya
Ia menekankan bahwa rasa cinta ini tetap harus ditunjukkan meski anak gagal. Ia bahkan menyarankan agar orang tua tidak menunjukkan ekspresi kecewa kepada anak ketika mereka melakukan kesalahan.
Baginya, ekspresi kecewa ini bisa sangat menyakiti anak-anak. Pasalnya, mereka sudah merasa bersalah atas kegagalan mereka sendiri.
“Saya bilang ke anak-anak kalo kamu gagal, Bubu tetap mencintai kamu. Kalau kamu berhasil, Bubu tetap mencintai kamu. Kalau kamu nakal, Bubu tetap mencintai kamu. Kalau kamu baik, Bubu tetap mencintai kamu. Kesimpulannya, apapun yang kamu lakukan, Bubu tetap mencintai," jelasnya.
Ia memperkenalkan konsep dua lingkaran dalam mendidik anak, yaitu lingkaran perbuatan dan lingkaran pribadi. Dalam pandangan Shahnaz, mencintai anak-anaknya sebagai pribadi adalah sesuatu yang sudah diberikan sepenuhnya.
“Lingkaran pribadi, aku ridho kamu jadi anakku... Semoga kalau Bubu ridho, Bapak ridho. Maka akan turun ridoknya Allah,” beber ibu tiga anak ini.
Namun, Shahnaz juga menegaskan bahwa ia tetap bisa menegur dan marah ketika anak-anaknya melakukan kesalahan. Hal itu bisa terjadi bila sudah masuk ke dalam lingkaran perbuatan.
"Jadi ketika aku marah, dia tahu... Itu ada di lingkaran perbuatan. Bukan di lingkaran pribadi," ujarnya.
Dengan cara ini, Shahnaz mengajari anak-anaknya bahwa orang tua marah adalah hal yang wajar. Tetapi penting bagi orang tua untuk memilih kata-kata dengan bijak. Bagi Shahnaz, kata-kata memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan pribadi anak.
Author
Sinta Guslia