Setiap orang tua tentu memiliki gaya parenting berbeda-beda dan biasanya sesuai dengan keputusan kedua belah pihak. Tentu gaya parenting yang telah dipilih sudah menjadi keputusan yang terbaik bagi orang tua untuk mendidik anaknya.
Namun, seringkali para orang tua tidak menyadari jika parenting yang diberikan termasuk pola asuh negatif atau bad parenting. Bad parenting dapat memberikan dampak buruk bagi anak, seperti permasalahan kepribadian, permasalahan terkait kesehatan mental, hingga kesulitan bagi anak untuk membangun hubungan baik dengan orang lain
Studi menunjukkan bahwa pola asuh yang buruk, terutama hukuman yang agresif, adalah salah satu penyebab terbesar perilaku eksternalisasi yang mengarah pada kenakalan remaja.
Lalu apa saja bad parenting itu. Mari simak dibawah ini
1. Orang tua selalu benar
Orang tua yang otoriter menginginkan sang anak untuk betul-betul mengikuti apa yang diperintahkan tanpa mempertanyakan apapun. Walaupun terkesan memiliki pribadi yang disiplin, pola asuh seperti ini bukanlah pola asuh yang efektif. Memang terdapat waktu untuk si kecil mengikuti apa yang diperintahkan, tetapi apabila orangtua selalu menginginkan sang anak untuk terus tunduk dan mengikuti apa yang diminta, maka anak-anak akan kehilangan kemampuan berpikir kritisnya dan tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah, termasuk orang tua. Orang tua yang baik pasti menginginkan anaknya untuk mengembangkan kemampuan mereka agar dapat membuat keputusan yang tepat, bahkan tanpa bantuan dari kedua orang tuanya. Ketika orang tua salah, anak diberikan kesempatan untuk mengoreksinya dan tidak langsung mengikuti perintahnya begitu saja. Orang tua yang baik akan mendengarkan sang anak dan menerima masukan yang ada.
2.Pertengkaran orang tua
Kondisi anak selalu berada dalam menempatkan antara anda dengan si ayah sangatlah tidak baik bagi kesehatan mental anak. Dengan pertengkaran yang selalu dilihat dan didengar anak, tak dipungkiri lagi jika anak akan nakal untuk mencari kebahagiaannya. Memang dalam hubungan rumah tangga tidak semuanya akan berjalan baik sesuai dengan keinginan, tetapi jika konflik terlalu sering dilihat dan didengar anak berarti pola asuh negatif yang Anda berikan kepada si anak.
3. Mengintimidasi agar anak disiplin
Memberikan hukuman pada anak bukanlah cara yang baik untuk mengajarkan bagaimana cara untuk disiplin pada anak. Menggunakan hukuman agar anak disiplin menunjukkan bahwa orangtuanya malas. Hukuman digunakan karena itulah hal yang paling mudah untuk menghentikan sikap buruk anak.
Mengintimidasi anak agar disiplin dapat menyebabkan anak untuk memiliki pandangan bahwa intimidasi adalah cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hukuman hanya menghentikan sikap buruk anak untuk sesaat, tetapi hal tersebut hanya akan membuat anak berusaha keras untuk tidak ketahuan dan tidak akan membuat mereka bersikap lebih baik.
4. Gaya hidup tidak sehat
Gaya hidup juga bisa menjadi cara anda untuk mendidik anak. Karena gaya hidup yang baik bisa menjadi bekal dan manfaatnya akan terasa hingga anak dewasa. Berbeda jika Anda menerapkan gaya hidup yang kurang baik, manfaat buruknya juga akan berdampak pada anak. Misalnya, hobi ayah merokok, asap yang keluar dari rokok dan yang kemudian dihirup istri dan anak anda, sama saja anda mengajak mereka semua untuk menghirup penyakit.
5. Mengabaikan prestasi anak
Kepintaran setiap anak itu berbeda-beda. Dan tidak semua anak mampu mengabulkan apa yang diinginkan orang tuanya. Yah, Karen memang kecerdasan setiap anak itu tida sama. Dengan Anda mengabaikan prestasi atau kerja keras anak, berarti Anda tidak menghargai usaha anak. Mengabaikan apapun yang dilakukan anak, dapat membuatnya menjadi down dan tidak semangat lagi belajar akan hal baru. Alangkah baik jika anda memberikan pujian dan semangat bukan justru mengabaikannya.
6. Terlalu mengekang dan mengatur
Orangtua yang sangat mengatur anaknya tidak selalu berarti orangtua yang buruk. Terkadang, orangtua yang mengatur anaknya hanyalah orangtua yang terlalu khawatir. Namun, beberapa orangtua yang terlalu mengatur anaknya bisa dikatakan sebagai orangtua yang buruk karena kaku dan tidak fleksibel. Tidak ada empati yang ditunjukkan pada sang anak.
Orangtua yang seperti itu biasanya memiliki keinginan yang sangat kuat untuk mengontrol apa yang anaknya lakukan. Keinginan dan kemauan anak bukanlah hal yang menjadi perhatian, tetapi apa yang terbaik menurut orangtuanya yang menjadi fokus.
.
6. Tidak memerhatikan sikap anak
Anak yang orangtuanya menerapkan pola asuh yang buruk biasanya tidak terlibat langsung ketika anaknya berbuat sebuah kesalahan. Hal tersebut disebabkan oleh orangtua yang tidak memerhatikan apa yang dilakukan oleh sang anak. Mereka tidak menerapkan batasan-batasan apapun, sehingga sang anak bebas melakukan apapun tanpa ada disiplin sama sekali. Orangtua tipe seperti ini juga tidak menunjukkan minat pada kehidupan atau prestasi sang anak.
7. Tidak bertanggung jawab atas sikap anak
Berbeda dengan anak yang tumbuh dengan baik, orangtua dengan anak yang tidak tumbuh dengan baik akan dengan mudah menyangkal tanggung jawabnya. Mereka tidak menganggap bahwa sikap yang selama ini mereka lakukan pada sang anak berpengaruh pada masa depannya.
Meskipun pola asuh bukanlah satu-satunya faktor mengapa anak bisa tumbuh dengan tidak baik, tetapi pola asuh memiliki peranan yang penting. Seorang anak hadir di dunia ini tanpa mampu memilih lingkungan seperti apa yang akan membentuk mereka. Orangtua yang baik akan mengakui apa yang telah diperbuat dan mencoba memperbaiki keadaan menjadi lebih baik.
8. Tidak refleksi diri
Orangtua yang bertanggung jawab akan melakukan refleksi diri, tetapi tidak dengan orangtua yang tidak bertanggung jawab. Banyak orangtua yang lelah karena sikap anaknya yang tidak menghargai atau kasar. Hubungan antara orangtua dengan anak adalah sebuah hubungan yang spesial, tetapi sama seperti hubungan yang lainnya bahwa ada sebab dan ada akibat,
Jika kita berbuat buruk pada tetangga, mereka akan berhenti bicara dengan kita. Jika kita terus membentak rekan kerja, kita akan dipecat. Jika kita terus meremehkan teman, otomatis mereka akan menjauh dari kita. Sama halnya dengan anak, mungkin ada sikap dari orangtua yang membuat dirinya berlaku demikian. Cobalah untuk merefleksikan diri sendiri dan coba untuk berbuat lebih baik lagi ke depannya. Jangan pernah malu untuk berubah dan memperbaiki diri demi masa depan yang lebih baik
Dampak Bad Parenting Terhadap Anak
Pola asuh negatif yang tidak segera diatasi dan disadari tentu akan berpengaruh langsung pada kehidupan dan perilaku anak. Dilansir dari psychcentral.com, terdapat beberapa pengaruh dari pola asuh negatif terhadap anak.
1. Memiliki persepsi diri yang negatif dan harga diri yang rendah.
2. Mendorong batasan atau melakukan pemberontakan.
3. Memungkinkan untuk melanggar hukum saat tumbuh dewasa.
4. Memiliki perilaku antisosial dan agresi.
5. Memiliki daya tahan rendah dan ketidakpedulian.
6. Kesulitan dalam membentuk hubungan yang berarti.
7. Dalam waktu yang lama, akan membuat anak selalu merasa perlu menyenangkan orang lain dan kesulitan menolak ajakan orang lain dengan tujuan menyenangkan mereka (people pleaser).
8. Membuatnya kehilangan diri sendiri dan kesulitan menunjukkan sikap atau pendapatnya yang sesungguhnya.
9. Anak yang tak mampu menoleransi ambiguitas dan kerentanan dan merasa harus selalu benar.
Bagaimana mengatasinya?
Berikut cara mengatasi pengaruh Bad Parenting
1. Para orang tua mulai belajar mendengaarkan perasaan dan pemikiran anak.
Anak-anak membutuhkan sosok yang mau mendengarkan masalah mereka, memberikan validasi kepada perasaan mereka, dan menjelaskan jika mereka punya hak untuk merasa kesal.
2. Memberikan anak Konsekuensi yang layak
Cara ini dapat digunakan untuk membantu anak belajar mengenai konsekuensi dan hasil dari perbuaatan anak. Tetapi tentunya tidak menggunakan hukuman melainkan dengan cara memberikan hadiah atas keberhasilan si Kecil.
3. Memberikan label kepada perilaku si Kecil, tidak kepada diri atau karakter mereka.
Misalnya ketika mereka nakal, ingatkan mereka jika itu adalah perbuatan yang buruk alih-alih berkata, "Kamu anak yang nakal!"
Dan tidak kalah penting untuk selalu menunjukkan anak cinta dan perhatian. Ini tidak terbatas pada ucapan "Mama sayang kamu." Tetapi melalui tindakan penerimaan, menghabiskan waktu bersama, dan support positif.
Author
Sinta Guslia