Semenjak bercerai dengan suaminya lima tahun lalu, Mirna (41) harus berjuang seorang diri merawat kedua anaknya Edi (9) dan Aulia (6).
Saban hari, warga Lekoboddong, Kelurahan Benteng Somba Opu, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa ini bekerja sebagai pencari rongsokan dengan penghasilan antara 5 sampai 20 ribu perharinya. Ia mencari rongsokan bersama kedua anaknya, menggunakan becak tua hasil meminjam.
"Kedua anak saya suka pengen ikut nyari rongsokan, katanya pengen bantuin ibunya," kata Mirna.
Ia melanjutkan jika anak pertamanya Edi terpaksa putus sekolah karena tidak ada biaya. "Penghasilan saya ga tentu pak, seringnya ga cukup untuk makan sehari-hari. Saya kasihan sama Edi, saya pengen banget dia sekolah. Kalo nanti saya punya uang lebih, saya mau dia sekolah lagi, dia anaknya rajin sekolah dan belajar," tuturnya.
Diketahui, saat ini Mirna dan kedua anaknya tinggal disebuah rumah tak layak huni. Rumah tersebut terbuat dari kayu dan seng tua yang hampir ambruk. Sejak bercerai, mantan suaminya tidak pernah memberikan nafkah untuk kedua anaknya, sehingga Mirna lah satu-satunya tumpuan bagi anak-anaknya.
Sebagai bentuk perhatian dan dukungannya, Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai untuk Mirna. Bantuan tersebut berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id.
"Bantuan ini diberikan untuk meringankan beban dan membantu memenuhi kebutuhan hidup bu Mirna dan anak-anaknya. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah bagi mereka," ujar Yudi, salah satu relawan Rumah Yatim Sulawesi Selatan.
Bahagia bercampur haru ditunjukan Mirna saat menerima bantuan Rumah Yatim. Berkali-kali ia mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim dan donatur yang telah memberikan bantuan. Tak lupa ia pun mendoakan untuk kebaikan Rumah Yatim dan donatur.
"Semoga Rumah Yatim semakin sukses dan para donaturnya diberikan kesehatan, rezeki yang lancar dan berkah, serta dimudahkan dalam setiap urusannya. Terima kasih atas bantuanya, bantuan ini sangat berarti untuk kami," tutur Mirna.
Author
Sinta Guslia