Home / Rubrik / Berita

Bulan Safar Dimana Terjadinya Perang Khaibar

gambar-headline
Bandung Post Views: 141

Bulan Safar adalah bulan kedua setelah bulan Muharram dalam penanggalan Hijriah. Pada bulan Safar banyak peristiwa penting terjadi, salah satunya peristiwa perang Khaibar.

Perang Khaibar adalah pertempuran antara umat muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad melawan orang-orang Yahudi yang tinggal di Khaibar. Pertempuran ini terjadi pada bulan Safar bertepatan dengan tahun 628 M di Oasis Khaibar.

 

Khaibar sendiri adalah kota yang besar yang didalamnya terdapat banyak kebun dan benteng yang kuat. Lokasinya terletak di bagian timur laut kota Madinah. Kota ini merupakan titik sentral negeri kaum Yahudi di jazirah Arab. Wilayah ini dihuni oleh gabungan orang-orang Arab dan Yahudi, kendati suku Arab Gathafan menganggap wilayah ini adalah wilayah mereka.

 

Latar Belakang Perang Khaibar

Dijelaskan dalam buku Ar-Rahiq al-Makhtum-Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyyurahman Al Mubarakfuri, Khaibar adalah pusat persekongkolan dan pengkhianatan, pusat militer, sumber permusuhan, dan pemicu peperangan. Tidak heran, wilayah tersebut menjadi perhatian pertama yang diincar oleh kaum muslimin.

 

Karakter wilayah Khaibar yang seperti itu, kaum muslimin tidak boleh lupa bahwa penduduk Khaibar merupakan orang-orang yang menyusun pasukan perang untuk menyerang kaum muslimin. Mereka memprovokasi Bani Quraidzah untuk melanggar perjanjian dan berkhianat.

Selain itu, mereka juga yang menjalin hubungan dengan orang-orang munafik yang menjadi duri dalam masyarakat Islam. Bahkan, mereka mengadakan hubungan dengan Ghathafan dan orang-orang Badui yang merupakan sayap ketiga musuh Islam kala itu.

 

Penduduk Khaibar juga menyiapkan diri untuk berperang sehingga tindakan mereka seperti itu membuat kaum muslimin berada dalam ancaman yang berbahaya. Terlebih, mereka telah menyusun rencana untuk membunuh Nabi Muhammad SAW.

Dalam kondisi yang seperti itu, tentara Islam terpaksa mengutus pasukan beberapa kali untuk menumpas para pemimpin mereka, seperti Sallam bin Abil Huqaiq dan Usair bin Razam.

 

Sejarah Perang Khaibar

Pemimpin Perang Khaibar adalah Rasulullah Saw yang membawahkan sekitar 1.400-1.600 bala tentara muslim. Dalam pasukan itu, Rasulullah Saw juga membawa beberapa wanita, termasuk istri beliau, Ummu Salamah atau Hindun binti Abu Umayyah.

Untuk menuju Khaibar, pasukan muslimin mengambil jalan melalui Gunung Ashr. Setelah melewati Ash-Shahba, Rasulullah bersama pasukan muslim bermalam di lembah Ar-Arji.

 

Rasulullah Saw. kemudian memanggil dua orang penunjuk jalan, sehingga pasukan Islam dapat memasuki Khaibar dari arah utara. Rute itu digunakan untuk menghalau suku Arab Ghatafan yang hendak membantu penduduk Yahudi Khaibar.

Pagi harinya, pasukan muslim menyerang wilayah Khaibar. Dalam riwayat Anas bin Malik, Rasulullah bersabda dengan lantang sebagai berikut:

“Allahu Akbar! Hancurlah Khaibar! Kami jika turun menyerang di halaman satu kaum, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang diperingatkan itu.” (HR. Bukhari. Lihat juga, Abd al-Qadir Syaibah al-Hamd, al-Qashash al-Haq fi Sirah Sayyid al-Khalq Muhammad Saw, [Riyadh, 2013] halaman 337).

 

Benteng Na'im menjadi sasaran pertama yang dituju pasukan muslimin. Setelah dua hari gagal, Ali bin Abi Thalib akhirnya turun pada hari ketiga dan membawa kemenangan atas Benteng Na'im.

Benteng Khaibar kemudian satu per satu berhasil ditaklukan oleh pasukan muslim. Ketika menderita kekalahan, pasukan Khaibar berlarian menuju paruh kedua wilayah tersebut di Benteng Qamush. Setelah kurang lebih 14 hari perang berkecamuk, orang-orang Khaibar menyerah dan meminta berdamai.

 

Tujuan Perang Khaibar

Perjanjian Hudaibiyah memberikan kesempatan bagi kaum muslim untuk beristirahat dari musuh utama mereka, yakni kaum kafir Quraisy. Masa setelah perjanjian Hudaibiyah jadi peluang bagi umat Islam di Madinah untuk memperbesar kekuatan.

Umat Islam di Madinah juga memanfaatkan periode tersebut untuk membuat perhitungan dengan dua kelompok lain yang memusuhi Rasulullah SAW, yakni kaum Yahudi di Khaibar, dan kabilah-kabilah Arab dari Nejd.

 

Kaum muslimin melakukan perang Khaibar bertujuan untuk mengalahkan kelompok yang telah lama menolak ajaran Islam sekaligus memusuhi kaum muslimin.

Khaibar merupakan sarang makar dan pusat konspirasi orang-orang yang memusuhi Nabi Muhammad SAW. Selain itu, Khaibar menjadi benteng terakhir bagi suku-suku Yahudi di Jazirah Arab yang memusuhi Islam.

Maka itu, tujuan perang Khaibar yang paling utama adalah memuluskan dakwah Islam di Jazirah Arab sekaligus membasmi ancaman keamanan yang lama mengganggu penduduk Madinah.


Author

img-author

Sinta Guslia

5 bulan yang lalu