Home / Rubrik / Berita

Mengenal Saudah Binti Zam'ah

gambar-headline
Bandung Post Views: 35

Saudah binti Zam'ah RA adalah wanita pertama yang dinikahi Rasulullah SAW setelah wafatnya Khadijah RA, kemudian menjadi istri satu-satunya bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk berumah tangga dengan Aisyah.

Saudah binti Zam'ah RA sangat dihormati pada masanya, beliau pun dikenal sebagai wanita yang gemar sedekah.

 

Nama dan nasabnya adalah ummul mukminin Saudah binti Zama’ah bin Qois bin Abdu Syams bin Abdu Wudd Al-Amiriyyah. Ibunya adalah Syamusy bintu Qois bin Zaid An-Najjariiyyah. Hadhrat Saudah ra meriwayatkan 5 hadis dari Rasulullah SAW.

Sebelum menikah dengan Rasulullah, Saudah telah menikah dengan Sakran bin Amr Al-Amiry. Saudah dan Sakran merupakan Bani Amir yang masuk islam dan kemudian berhijrah ke Habasyah. Namun, setibanya di Habasyah, Hadhrat Saudah mendapat intimidasi dan caci-maki yang menyebabkan beberapa saudaranya wafat, termasuk suaminya.

 

Pendamping karena Iman

Tercatat dalam sejarah adanya tahun duka cita ketika Rasulullah saw kehilangan Khadijah binti khuwailid ra. Tak seorangpun yang berani meminta atau mengajukan nasihat kepada Rasulullah SAW tentang pernikahan. Hingga akhirnya, Khaulah binti Hakim memberanikan diri mengusulkan kepada Rasulullah SAW.

 

“Tidakkah Anda ingin menikah ya Rasulullah?”

Rasulullah SAW menjawab dengan nada sedih, “Dengan siapa saya akan menikah setelah dengan Khadijah?”

Khaulah menjawab.”Jika anda ingin, Anda bisa dengan seorang gadis dan bisa pula dengan seorang janda.”

Rasulullah kembali menjawab, “Jika dengan seorang gadis, siapakah gadis tersebut?”

“Putri dari orang yang Anda cintai, yakni Aisyah binti Abu Bakar.”

Setelah terdiam beberapa saat, beliau saw bertanya,”Jika dengan seorang janda?”

Khaulah menjawab, “Ia adalah Saudah binta Zam’ah, seorang wanita yang telah beriman kepada Anda dan mengikuti Anda.”

 

Saat Rasulullah SAW melamarnya, Saudah binti Zam'ah RA diketahui telah memiliki lima anak yang masih kecil. Beliau berkata kepada Rasulullah SAW,

"Demi Allah, tidak ada hal yang bisa menghalangi diriku untuk menerima dirimu, sedang kau adalah sebaik-baik orang yang paling aku cintai. Akan tetapi, aku sangat memuliakanmu agar aku bisa menempatkan mereka (anak-anakku yang masih kecil) berada di sampingmu siang dan malam."

"Semoga Allah menyayangi kamu. Sesungguhnya, sebaik- baik wanita adalah mereka yang menunggangi kuda, sebaik-baik wanita Quraisy adalah yang bersikap lembut terhadap anak pada waktu kecilnya dan merawatnya untuk pasangannya dengan tangannya sendiri," jawab Rasulullah SAW.

 

Pernikahan Rasulullah SAW dan Saudah binti Zam'ah RA berlangsung pada Ramadhan, tahun kesepuluh dan setelah kematian Khadijah RA, di Makkah.

Saudah binti Zam’ah menjadi satu-satunya istri (setelah wafatnya Khadijah) selama tiga tahun. Orang-orang di Mekah merasa heran terhadap Rasulullah saw. Seorang janda yang telah lanjut usia dan tidak begitu cantik menggantikan posisi Khadijah. Namun demikian, hal itu semata merupakan rahmat dan kasih sayang Rasulullah saw.

Sebagai seorang istri, Hadhrat Saudah mampu menunaikan kewajibannya dalam rumah tangga bersama Rasulullah melayani putri beliau dan mendatangkan kebahagiaan serta kegembiraan di hati Rasulullah saw.

Di samping rajin shalat dan puasa, Saudah ra adalah seorang yang periang karena mampu menghadirkan ketenangan, ketenteraman dan kebahagiaan dalam kehidupan Rasulullah saw.

 

Merupakan Sosok Bijak, Penyayang, Periang dan Ahli Sedekah

Saudah dikenal sebagai perempuan bijak dan penyayang. Ia juga seorang periang. Ketika ia mulai tua, ia rela memberikan hari-hari gilirannya untuk bersama Rasulullah kepada Aisyah yang merupakan istri favorit Sang Nabi, demi menyenangkan Rasulullah.

Saudah pun dikenal sebagai ahli sedekah. Umar bin Khatthab pernah mengirim sekantung penuh dirham padanya. Kemudian Saudah bertanya, "Apa ini?" Mereka berkata, "Dirham yang banyak." Lalu Saudah berkata, "Dalam kantung seperti setandang kurma, wahai jariyah, yakinkan diriku." Kemudian dia membagi-bagikan dirham tadi kepada orang-orang yang membutuhkan.

Aisyah berkata, "Bahwa sebagian isteri-isteri Nabi SAW berkata, "Wahai Rasulullah, siapakah di antara kami yang paling cepat menyusulmu ?" Nabi ﷺ menjawab, "Yang terpanjang tangannya di antara kalian." Kemudian mereka mengambil tongkat untuk mengukur tangan mereka.

Ternyata, Saudah adalah orang yang terpanjang tangannya di antara mereka. Kemudian kami mengetahui, bahwa maksud dari panjang tanganya adalah suka sedekah. Saudah memang suka memberi sedekah dan dia yang paling cepat menyusul Rasulullah ﷺ di antara kami." (HR Syaikhain dan Nasai)

 

Aisyah mengakui Saudah sebagai orang yang memiliki akhlak sangat terpuji.

Aisyah, pernah berkata, "Tiada seorang pun yang lebih aku kagumi tentang perilakunya selain Saudah binti Zam’ah yang sungguh hebat." 

 

Wafatnya Saudah binti Zam'ah

Saudah binti Zam'ah wafat di Madinah pada 54 H/673 M, pada masa pemerintahan Mu'awiyah ibn Abu Sufyan. Beberapa sejarawan menyebutkan ia wafat pada 19 H/640 M, pada masa pemerintahan Umar ibn Al-Khathab.

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

3 minggu yang lalu