Mungkin sebagian dari kita masih bingung bagaimana hukum membayar zakat Melalui marketplace apakah boleh, berikut akan dijelaskan mengenai hukum membayar zakat melalui market place menurut ulama.
Menunaikan zakat adalah salah satu kewajiban bagi umat Islam, bahkan tergolong ke dalam rukun Islam yang ketiga sesudah sholat fardhu.
Dalam Islam, terdapat dua jenis zakat, yaitu zakat mal dan zakat fitrah. Cara membayar zakat keduanya telah diatur dan ditentukan oleh ulama dalam kitab fikih.
Akan tetapi dengan mengikuti perkembangan zaman masyarakat selalu ingin semuanya menjadi lebih mudah dan praktis. Termasuk juga dalam menunaikan zakat.
Masyarakat saat ini cenderung ingin menunaikan zakat melalui marketplace seperti misalnya Tokopedia Lazada, shopee, Blibli, Bukalapak, Dana dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana pandangan ulama terhadap hukum membayar zakat melalui marketplace.
Mengenai hal tersebut Buya Yahya di dalam salah satu ceramahnya memaparkan bahwa ketentuan dasar menunaikan zakat ialah diserahkan kepada mustahik atau penerima zakat.
Mustahik yang berhak menerima zakat antaranya ialah seorang miskin, fakir, mualaf, amil, budak, ghorim atau orang yang terlilit hutang, orang yang berjihad fisabilillah dan orang yang kehabisan bekal dalam perjalanannya.
Jika zakat ditunaikan melalui online seperti marketplace maka harus terdapat niat membayar zakat dan harus tepat sasaran.
Sebab itu penting untuk Muzakki atau pembayar zakat demi mengetahui sistem yang dioperasikan oleh market place tersebut. Jika dalam pengelolaannya jujur dan jelas maka zakat yang disalurkan sah.
Akan tetapi, sebaliknya apabila pengelola marketplace tersebut tidak berperilaku jujur dan tidak jelas, misalnya dalam mengalokasikan zakat digunakan untuk pembiayaan lain, maka zakat yang ditunaikan oleh Muzakki tidak sah.
Hal seperti itu juga dapat terjadi pada zakat fitrah. Di dalam aturan zakat fitrah harus diberikan kepada mustahik sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri dilaksanakan.
Oleh sebab itu, jika pengelola zakat dari marketplace tidak menyalurkan zakat fitrah dari Muzakki sampai melewati pelaksanaan shalat Idul Fitri, maka zakatnya tidak sah dan Muzakki tersebut dianggap belum menyelesaikan atau menunaikan zakat fitrah tersebut.
Sehingga Muzakki masih memiliki hutang zakat yang wajib dibayarkan secara langsung kepada mustahik, walaupun sebelumnya telah menunaikan zakatnya melalui market place.
Buya Yahya menganjurkan untuk membayar zakat secara langsung kepada mustahik, supaya menghindari terjadinya penyimpangan atau penyelewengan yang tidak diinginkan.
Jadi zakat mal atau zakat fitrah bisa sah saja ditunaikan melalui marketplace, asalkan terdapat niat, penyalurannya jujur dan jelas serta mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diberlakukan seperti yang sudah dijelaskan.
Author
Ridho Nur Hidayatulloh