Home / Rubrik / Berita

Mengenal Apa Itu Afasia dan Penyebabnya

gambar-headline
Bandung Post Views: 40

Sahabat, kamu pernah tau istilah Apasia? Kalo belum, baca tulisa ini yuk biar tau apa sih Apasia itu.

 

Afasia merupakan gangguan yang disebabkan oleh kerusakan pada area otak yang memproduksi dan memproses bahasa. Akibatnya, orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan berbicara, membaca, menulis dan memahami bahasa, sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan baik. 

Penurunan kemampuan berkomunikasi ini bisa berkisar dari ringan hingga sangat parah (tidak bisa berkomunikasi sama sekali). Namun, pengidap biasanya kesulitan dalam memilih dan merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimat yang benar. Akan tetapi, kondisi ini tidak memengaruhi tingkat kecerdasan dan daya ingat penderitanya.

Afasia bisa terjadi secara tiba-tiba setelah stroke atau cedera kepala. Namun, gangguan ini juga bisa terjadi secara bertahap akibat tumor otak.

 

 

Penyebab Afasia

Pada dasarnya, afasia bukanlah suatu penyakit, melainkan gejala yang menandakan adanya kerusakan atau kematian pada bagian otak yang mengendalikan kemampuan berbahasa dan berkomunikasi.

Kondisi ini bisa terjadi akibat cedera atau trauma yang kuat pada bagian kepala, atau penundaan sementara aliran darah ke otak. 

Dilansir dari website halodoc, berikut beberapa penyakit yang bisa menyebabkan afasia:

1. Stroke

Sekitar 25 hingga 40 persen dari semua kasus afasia terjadi setelah stroke. Penyakit stroke terjadi ketika gumpalan darah atau pembuluh yang bocor atau pecah memotong aliran darah ke bagian otak. Sel-sel otak mati ketika mereka tidak menerima suplai darah, yang membawa oksigen dan nutrisi penting. 

 

Ada dua jenis stroke:

Stroke hemoragik: Stroke yang disebabkan oleh aneurisma atau pendarahan di otak.

Stroke iskemik: Stroke yang disebabkan oleh bekuan darah atau gangguan aliran darah ke otak.

Jika ditangani dengan cepat, kerusakan otak akibat stroke dapat diminimalkan. Pada waktunya, terapi dapat membantu memperbaiki masalah bahasa. 

 

2. Tumor Otak

Tumor otak mengacu pada kelompok sel atau jaringan yang tumbuh di bagian otak yang bukan tempatnya. Perlu diketahui, tidak ada banyak ruang kosong di otak, sehingga setiap sel atau jaringan tambahan dapat meningkatkan tekanan di otak dan merusak area di sekitarnya. 

Ketika tumor tumbuh, terutama jika tumbuh di atau bagian otak yang mengontrol komunikasi, maka dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk membuat atau memahami ucapan. 

 

3. Cedera Otak Traumatis

Cedera otak traumatis adalah kerusakan yang terjadi pada jaringan otak setelah cedera kepala. Cedera kepala yang dapat mengakibatkan kerusakan otak yaitu:

-Gegar otak

-Cedera olahraga

-Kecelakaan mobil

-Jatuh

Cedera kepala traumatis dapat menyebabkan pendarahan atau kerusakan jaringan di area otak mana pun. Kondisi ini bisa mempengaruhi kemampuan berbicara, tergantung di mana kerusakan terjadi dan seberapa luas kerusakannya. 

 

4. Gangguan Otak

Sejumlah kondisi neurologis dapat menyebabkan kerusakan progresif pada jaringan otak yang mengontrol bicara dan komunikasi, termasuk:

-Kecanduan alkohol.

-Sklerosis lateral amiotrofik.

-Penyakit Alzheimer.

-Demensia.

-Penyakit Huntington.

-Penyakit Parkinson.

 

Sahabat, orang yang menderita afasia menunjukan gejala bervariasi, tergantung pada bagian otak yang rusak dan tingkat kerusakan yang terjadi. Berikut gejala afasia :

-Berbicara menggunakan kalimat yang singkat dan cenderung tidak lengkap.

-Mengucapkan kata-kata yang sulit dipahami orang lain.

-Menggantikan satu kata dengan kata lain atau satu bunyi dengan bunyi lainnya.

-Berbicara dengan susunan kalimat yang tidak tepat.

-Tidak memahami kata-kata yang disampaikan orang lain.

-Sulit menemukan kata atau istilah yang tepat untuk mendeskripsikan sesuatu.

-Mengalami kesulitan untuk menulis.

 

Setelah mengetahui gejala pada penderita afasia, yuk kenali jenis-Jenis adasia

1. Afasia Global

Afasia global merupakan jenis yang paling berat dan sering kali terjadi setelah seseorang baru mengalami stroke. Terjadinya afasia global biasanya disebabkan oleh kerusakan luas pada otak. Kondisi ini menyebabkan penderitanya kesulitan atau kehilangan kemampuan untuk membaca, menulis, menggambar, dan memahami kata-kata.

 

2. Afasia Anomik

Afasia anomik termasuk jenis afasia paling ringan. Kondisi ini umumnya menyebabkan penderitanya kesulitan memilih kata atau penamaan yang tepat untuk menulis dan berbicara.

 

3. Afasia Progresif Primer

Afasia progresif primer ditandai dengan penurunan kemampuan menulis, membaca, berbicara, dan memahami percakapan yang berlangsung secara perlahan. Kondisi ini cukup sulit ditangani namun juga jarang terjadi.

 

4. Afasia Broca

Afasia broca dikenal juga dengan afasia ekspresif atau motor aphasia. Kondisi ini membuat penderitanya paham dengan apa yang ingin disampaikan, tetapi sulit mengatakan atau mengutarakan. Afasia broca biasanya disebabkan oleh kerusakan otak sebelah kiri.

 

5. Afasia Wernicke

Afasia wernicke atau reseptif merupakan jenis afasia yang membuat penderitanya kesulitan memahami kata-kata yang didengar atau dibaca. Kondisi ini juga menyebabkan penderita sulit menyampaikan kata-kata, sehingga tidak dipahami oleh lawan bicaranya.

 

Diagnosis Afasia

Sebelum mendiagnosis, dokter akan melakukan anamnesis terkait gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, dokter akan melakukan latihan sederhana, seperti menyebutkan benda dalam ruangan atau mengulang tulisan dan bacaan. Latihan sederhana tersebut bertujuan untuk memahami kemampuan pasien dalam beberapa hal, yaitu:

-Memahami pengucapan dan tata bahasa dasar.

-Berkomunikasi secara sosial, contohnya mengadakan percakapan atau memahami percakapan.

-Membaca dan menulis angka, huruf, kata, dan kalimat.

-Menggunakan kata dalam frasa maupun kalimat.

 

Di samping itu, biasanya dokter juga meminta pasien menjalani pemeriksaan CT Scan dan MRI untuk mengukur seberapa parah kerusakan otak yang dialami penderita.

 

Pengobatan Afasia

Apakah afasia bisa disembuhkan? Apabila kerusakan otak tergolong ringan, afasia bisa membaik dengan sendiri seiring berjalannya waktu. Namun, jika kondisi afasia pasien cukup berat, maka dokter akan memberikan sejumlah pengobatan untuk mengatasi kondisi tersebut. Berikut beberapa pilihan pengobatan afasia :

-Terapi wicara: Pengobatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dalam menulis, membaca, dan mengikuti perintah. Dalam hal ini, pasien juga akan diajarkan mengenai cara berkomunikasi menggunakan gerakan dan gambar. Terapi ini dilakukan dengan bantuan program komputer atau aplikasi.

 

-Pemberian obat-obatan: Obat afasia bekerja dengan melancarkan aliran darah ke otak sehingga kerusakan otak bisa dicegah. Obat ini juga menambah jumlah senyawa kimia yang berkurang di otak.

-Operasi: Prosedur ini dilakukan apabila penyebab afasia adalah tumor otak. Operasi bertujuan mengangkat tumor otak sehingga afasia bisa diobati dengan baik.

 

 

Afasia merupakan kondisi yang bisa memengaruhi aktivitas sehari-hari penderitanya, termasuk hubungannya dengan orang lain ataupun pekerjaannya. Jika tidak segera ditangani, afasia juga bisa menyebabkan gangguan cemas hingga depresi.

 

Pencegahan Afasia

Hingga kini, belum ada langkah pasti untuk mencegah terjadinya afasia. Namun, kamu bisa mengurangi faktor risikonya dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti :

-Menghentikan kebiasaan merokok.

-Menjaga berat badan ideal.

-Membatasi konsumsi minuman beralkohol.

-Menjaga pikiran tetap aktif dengan sering membaca, menulis, dan menggambar.

-Menggunakan helm atau sabuk pengaman saat berkendara untuk menghindari cedera.

-Berolahraga secara teratur.

-Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang.

 

Semoga bermanfaat 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

3 minggu yang lalu