Sungguh malang nasib yang harus dijalani Satrio (12), ditengah kondisinya yang sakit paru-paru bocor ia harus berjuang mencari nafkah demi bisa menyambung hidup dan memenuhi kebutuhan sekolahnya.
Diketahui, kedua orang tua Satrio pergi merantau dan tidak pernah mengirimkan uang dikarenakan kondisi mereka disana sama-sama susah. Sejak ditinggal merantau, Satrio tinggal bersama kakaknya disebuah kontrakan kecil di Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
Sehari-hari kakak Satrio bekerja sebagai buruh pemisah plastik dengan upah 75 ribu/minggu. Penghasilan sang kakak hanya cukup untuk bayar listrik dan membeli beras saja.
"Aku sama kakak sudah 4 bulan ga bisa bayar kontrakan karena belum ada uang, kami takut diusir pemilik kontrakan kak," ucap Satrio.
Ia melanjutkan jika saat ini dirinya masih duduk di bangku kelas 2 SD karena kondisinya yang sering sakit. Meskipun dikelas ia paling tua, Satrio tidak pernah minder, ia tetap rajin sekolah dan belajar.
Merespon hal tersebut, Rumah Yatim Cabang Sulawesi memberikan bantuan biaya hidup berupa santunan uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Satrio. Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id.
Raut wajah bahagia ditunjukan Satrio ketika menerima bantuan tersebut. Ia mengatakan akan menggunakan bantuan ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, melunasi tunggakan kontrakan, biaya berobat dan membeli perlengkapan sekolah baru.
"Terima kasih Rumah Yatim dan donatur, aku senang sekali menerima bantuan ini. Semoga Rumah Yatim semakin sukses dan para donatur diberikan kesehatan, rezeki yang berlimpah dan berkah serta dimudahkan semua urusannya oleh Allah aamiin," tutur Satrio.
Author
Sinta Guslia