Rumah Yatim cabang Sulawesi Selatan mengantarkan bantuan biaya hidup berupa santunan uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Sea (6) dan Febri (5), dua kakak beradik yatim piatu di Mariso Makassar.
Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id yang diberikan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup Sea dan Febri.
Sejak ditinggal meninggal kedua orangtuanya, Sea dan Febri dirawat oleh kakeknya disebuah rumah sewa sederhana dan kecil. Dulu sewaktu masih sehat, sang kakek lah yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kedua cucunya. Namun sekarang, kakek Sea dan Febri sudah sakit-sakitan dan asma nya sering kambuh sehingga tidak bisa bekerja .
Agar bisa terus menyambung hidup, Sea dan Febri bekerja sebagai penjual tisu keliling milik orang lain. Dari satu buah tisu yang berhasil terjual, mereka akan mendapat upah 2 ribu rupiah.
Penghasilan yang didapat Sea dan Febri sangat tidak menentu, tergantung banyak tidaknya tisu yang terjual. Nantinya upah yang mereka dapatkan akan diberikan kepada kakeknya untuk dibelikan beras dan bayar kontrakan.
Sea dan Febri sebenarnya ingin sekali sekolah, mereka ingin seperti anak-anak lainnya yang bisa sekolah supaya bisa menggapai prestasi. Namun apa daya, kondisi ekonomi yang sangat terbatas membuat mereka harus meredam keinginan tersebut. Jangankan untuk sekolah, untu makan sehari-hari saja mereka sering kesulitan.
"Sea dan Febri merupakan anak yang ceria, rajin dan pantang menyerah. Mereka sangat layak menerima bantuan ini, mereka layak dibantu pendidikannya. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan berkah untuk mereka, Mudah-mudahan mereka bisa secepatnya sekolah, Mudah-mudahan mereka selalu dikelilingi orang-orang baik," tutur Fadli.
Ia mengucapkan banyak terima kasih kepada semua donatur yang telah memberikan bantuan ini. "Semoga bantuan ini bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur, sekali lagi terima kasih sudah membantu Sea dan Febri melalui Rumah Yatim," tutupnya.
Author
Sinta Guslia