Home / Rubrik / Berita

Puisi Rindu Untuk Ayah

gambar-headline
Bandung Post Views: 322

Oleh : Boy Hardy Harjadinata

 

Saat kecilku, di kala senja merayap, dengan lelahmu kau pulang membawa buah tangan,

Pintu terbuka lebar, langkahmu lembut di ambang.

Dalam genggaman tanganmu, mainan kecil berkilau,

Untukku, yang sering tak tahu terima kasih.

 

Terkadang aku, rewel dan menangis,

Mainan yang kau berikan, kusia-siakan dengan ceroboh.

Barang-barangmu kujadikan sasaran amarah,

Namun kau tetap sabar, tanganmu lembut membenahi.

 

Setiap permintaanku, kau penuhi tanpa ragu,

Namun kata-kataku selalu berisi bantahan dan bicara kasar.

Kau perlakukan aku sebagai permata,

Hingga Kakakku iri, cemburu, tapi aku tak acuh.

 

Begitu aku dewasa, dunia pekerjaan memanggil,

Kau sakit di ujung perjalananmu, aku terlalu sibuk.

Kau ingin temani, aku abaikan panggilmu,

Kurasakan engkau berhalusinasi, karena aku tak peduli.

 

Nyata adanya, kau mengatakan tentang kelelawar,

Namun aku tak percaya, mengira itu khayalanmu yang sakit.

Esoknya, binatang itu benar ada di kamarmu,

Aku tak bisa mengembalikan waktu, menghapus kebodohanku.

 

Keluh kesahmu, nyeri yang tak tertahankan,

Aku hanya dengar, tak berbuat banyak.

Hari kepergianmu, tak seperti telah kau tinggalkan,

Tak ada sedu-sedan, tak ada air mata yang tumpah.

 

Namun seiring waktu berlalu,

Rasa sesal merajut benang dan menghancurkan hatiku.

Wahai Penguasa Jagat Raya, hanya doa yang bisa kupanjatkan untuknya.

Lapangkanlah kuburnya, terangilah didalamnya.

 

Tampakkan pemandangan surga, jauhkan dari azab kubur dan neraka.

Terimalah iman islamnya, hapuskanlah segala dosanya.

Jadikanlah kuburnya bagai malam pengantin,

Masukanlah kedalam surgamu tanpa hisab dan pertemukanlah kami di surgamu kelak.


Author

img-author

Rizqi Astera Ayuningtyas

5 bulan yang lalu