Home / Rubrik / Berita

Deva Harus Putus Sekolah Akibat Himpitan Ekonomi, Rumah Yatim Salurkan Bantuan

gambar-headline
Kalimantan Barat Post Views: 54

Deva merupakan satu dari sekian banyak anak yang hidup dalam kondisi ekonomi keluarga serba kekurangan. Sejak almarhum ayahnya sakit tiga tahun lalu, ia harus turun tangan mencari nafkah untuk bisa menyambung hidup.

Kegiatan bermain di masa kecil tidak ia rasakan dengan puas. Saat itu pun, ia harus putus sekolah karena tidak adanya biaya yang dimiliki orangtua.

 

Kepada tim relawan Rumah Yatim cabang Kalimantan Barat, Deva pun bercerita jika sehari-hari dirinya bekerja sebagai buruh galon air isi ulang. Setiap hari dengan menggunakan sepeda motor bosnya, Deva keliling kampung untuk mencari warga yang ingin mengisi air ulang galonnya. Nantinya jika ada satu warga yang berminat, Deva akan mendapat upah seribu rupiah pergalonnnya dari sang bos.

"Dalam sehari upah yang aku dapat ngga tentu kak, tergantung banyak tidaknya warga yang mau diisi ulang galonnya. Kalo lagi banyak bisa sampe 10 galon, tapi kalo lagi sedikit 3 galon," ungkapnya. 

Lebih lanjut, Deva mengatakan, sebelum ayahnya sakit, ibu Deva sudah terlebih dahulu sakit stroke. Namun dulu Deva masih bisa sekolah bahkan sekolah di SD swasta mahal dikarenakan sang ayah masih bisa bekerja. Namun sejak ayahnya sakit stroke tiga tahun lalu atau ketika Deva duduk di bangku kelas 6, terpaksa ia tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena tidak ada biaya.

Sedih memang nasib yang harus dijalani Deva saat ini, namun kesedihan itu semakin bertambah tatkala sang ayah meninggal pada bulan Mei lalu. "Tanggal 19 Mei kemarin Ayah meninggal karena stroke kak, kini aku cuman bisa merawat ibu aja," ungkap Deva sembari menangis.

Selain mengandalkan penghhasilan dari dirinya, Deva pun mengandalkan pemberian dari sang kakak yang sudah berkeluarga dan tinggal di luar kota untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Aku punya kakak di luar kota kak, meski kakak hidupnya sama-sama susah tapi dia selalu berusaha bantu. Kadang dalam sebulan kakak kirim uang 500 ribu, kadang ngga juga, tergantung pendapatan kakak dari kerjaannya," terangnya.

Supaya bisa cukup untuk sebulan, Deva dan ibunya hanya makan dengan jatah uang 10 ribu perharinya. Kadang mereka makan hanya sehari sekali, kadang pula dua kali itu pun jika ada tetangga yang memberikan makanannya.

"Kadang aku sama ibu juga ga makan seharian kak karena beras habis dan uang dari kakak aku habis, terus tidak ada warga yang mau mengisi air galon dan tidak ada tetangga yang ngasih makanan," ucap Deva

 

Merespon cerita prihatin itu, Rumah Yatim Cabang Kalimantan Barat memberikan bantuan bahan pokok untuk Deva dan ibunya. Bantuan itu diberikan sebagai wujud kepedulian dan upaya membantu meringankan beban Deva. 

"Deva sangat layak sekali dibantu dan didukung pendidikannya. Mudah-mudahan kedepannya kami dari Rumah Yatim bisa kembali membantu Deva. Mudah-mudahan bantuan yang diberikan ini dapat bermanfaat bagi Deva dan ibunya," ungkap Abdurrohim kepala cabang Rumah Yatim Kalimantan Barat 

.


Author

img-author

Sinta Guslia

11 bulan yang lalu