Usia nek Kapsah memang sudah tidak muda lagi yakni 88 tahun, namun diusia itu ia masih harus banting tulang untuk bertahan hidup. Di sebuah rumah sederhana di Desa Tegalandong, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, ia tinggal seorang diri.

Meski tubuhnya sudah sangat lemah dan sering sakit kaki. Nek Kapsah tetap harus jualan demi sesuap nasi. Setiap pagi, nenek berangkat jualan nasi jagung keliling buatannya. Nasi jagung tersebut dijual nenek seharga 2 ribu rupiah saja.

Agar jualannya laku banyak, nek Kapsah keliling sampai sore. Namun meski sudah jalan kaki jauh, nasi jagung nenek jarang laku banyak, seringnya ia hanya mendapat penghasilan antara 7 sampai 10 ribu saja.

“Kalo ada yang beli Alhamdulillah, karena akhirnya nenek bisa beli beras. Tapi seringnya yang beli sedikiy, jadi nenek makan sama nasi jagung sisa jualan,” ujar nek Kapsah 

Bagi nek Kapsah, makan dengan nasi disertai lauk merupakan suatu hal yang berharga sangat jarang ia nikmati. Penghasilannya yang kecil dan tidak menentu membuatnya hanya bisa makan nadi jagung sisa jualan karena penghasilannya digunakan untuk jualan esok harinya 

"Nenek pengen sekali makan sama nasi dan teman nasinya, nenek juga pengen beli obat buat nyembuhun kaki nenek yang suka sakit kalo dipakai jalan kaki jauh, udah lama sekali nenek ngga berobat, kaki nenek sudah semakin sakit," ungkap nek Kapsah.

Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya, Rumah Yatim cabang Yogyakarta menyambangi kediaman nrk Kapsah guna memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci. 

Bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id .Diharapkan bantuan ini bisa memberikan kebahagiaan, meringankan beban, serta membantu memenuhi kebutuhan harian dan pengobatan nek Kapsah.

Raut wajah bahagia bercampur haru ditunjukan nek Kapsah ketika menerima bantuan tersebut. Tidak lupa ia pun mengucapkan terima kasih dan mendoakan untuk kebaikan Rumah Yatim dan donatur yang telah membantunya.