Home / Rubrik / Berita

Kakek Wasmo, Lansia Sebatang Kara yang Tinggal di Gubuk Tak Layak Huni Tanpa Listrik di Tegal Kembali Terima Bantuan

gambar-headline
Jawa Tengah Post Views: 19

Rumah Yatim cabang Jawa Tengah kembali memberikan bantuan biaya hidup untuk Kakek Wasmo (77), seorang lansia sebatang kara yang tinggal di gubuk tak layak huni tanpa akses listrik di Desa Jatimulya, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal.

 

Jika sebelumnya Rumah Yatim memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako, perlengkapan mandi mencuci dan bingkisan buah. Kali ini, lembaga amil zakat nasional tersebut memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai untuk membantu memenuhi kebutuhan hidup kakek Wasmo.

 

Bantuan diterima langsung oleh kakek Wasmo, raut wajah bahagia bercampur haru ditunjukan kakek ketika menerima bantuan ini.

"Alhamdulillah kakek sangat senang dan bersyukur bisa kembali menerima bantuan dari Rumah Yatim dan para donatur. Kakek tidak menyangka sebelumnya, kakek hanya bisa berdoa semoga Allah membalas semua kebaikan Rumah Yatim dan para donatur," ucap kakek Wasmo.

 

Lebih lanjut, kakek Wasmo mengatakan jika bantuan ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup selama beberapa bulan kedepan.

"Alhamdulillah bantuan sebelumnya digunakan kakek untuk benerin gubuk, makan dan biaya hidup sehari-hari. Alhamdulillah untuk bantuan kali ini akan kakek gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan sisanya akan ditabung untuk biaya lainnya. Sekali lagi terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur," tuturnya.

 

Menurut penuturan Saefudin, kepala cabang Rumah Yatim Jawa Tengah, semua bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id . Bantuan tersebut diberikan untuk meringankan beban kakek Wasmo dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

Sejak ditinggal meninggal istrinya 11 tahun lalu, kakek Wasmo hidup sebatang kara disebuah gubuk tak layak huni yang terbuat dari terpal dan spanduk bekas. Gubuk ini tidak teraliri listrik, sehingga jika waktu malam tiba, kakek beristirahat didalam gelap tanpa penerangan sama sekali. Jika hujan, seisi gubuk kakek akan basah karena atap gubuk yang terbuat dari terpal sudah bolong dimana-mana.

Sehari-harinya, kakek Wasmo mencari nafkah dengan mencari rongsokan dan menjual bunga kamboja kering. Penghasilan kakek dari mencari rongsokan itu hanya 5 ribu perharinya, sementara dari menjual bunga kamboja kering hanya 10 ribu per dua minggunya.

 

Setiap hari kakek Wasmo jalan kaki cari rongsokan dan bunga kamboja sampai sejauh 10 KM. Nanti rongsokannya dijual ke pengepul sementara bunga kamboja nya dikeringkan. Setiap dua minggu sekali ada tengkulak yang membeli bunga kamboja keringya, dari satu kilo bunga kamboja kering dibeli seharga 10 ribu.

"Alhamdulillah senang sekali bisa kembali bersilaturahmi dengan kakek Wasmo, kata beliau bantuan ini amat sangat berarti untuknya. Terima kasih kepada semua donatur yang telah membantu kakek Wasmo melalui Rumah Yatim, semoga bantuan ini bisa menjadi berkah, kebaikan dan ladang pahala untuk para donatur," tandas Saefudin.

 

 

 

 


Author

img-author

Sinta Guslia

1 minggu yang lalu